Jam menunjukkan
pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4
fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan
meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte,
Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si
timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya. Tersadarlah Vani bahwa
hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan
pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya
yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani
menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit
Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat
itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani
memang cukup tinggi, 173cm. ”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue
pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak
konsen”, pikir Vani. Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian
t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi
menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani
ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah
pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit. Vani tambah salah tingkah
karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan
tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih
cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan
bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan
mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol. Makin
salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan
orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah
suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini,
Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan
untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang
tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa
bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya
atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP
mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.” Mulailah
celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh
tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias!
Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar,
eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si
Vani. Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani.
Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak
sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas
Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm. ”Van, jualan lo
disini? Hehe”.Vani membalas ”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh,
terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani. Vani sebenarnya
enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi,
dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan.
Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap
gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please anter gue ya. Ntar gw
traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan berucap ”Wah kalo
ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya deh, ntar gue bayar”
Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut.
”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke
dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di
halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus
kemacetan ibu kota. ”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”. Kata Vani
”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian
lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw
nilai bagus hehe”. ”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin
sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan. “Sial, enak aja lo
ngomong Than” maki Vani. Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van,
bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma
dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang
minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir
makan” tanya Vani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja”
ucap Ethan misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan
tangan kirinya si Ethan berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini
dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum
Ethan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan
berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam
Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma
sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada
saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk
gelandangan. Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini.
Bisa2 gue digangbang” Vani bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya
biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue.
Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya
udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga
kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan,
itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih
urusan sialan” pikir Vani. Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih
toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik
t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai
membelai-belai pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian
itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian
atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah
menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas.
Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau
laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang
mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.
Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh
remasan-remasan tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe
terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi,
tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah
kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar
juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset
toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya.
Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Ethan
melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani
keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari
wadahnya dan terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede
neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok
sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam
BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue
boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah
gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan
kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya. Remasan-remasan
lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar
puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu
lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan
berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang
kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked
Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan.
Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser
menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat
paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani. Tapi puting
Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang
berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan
kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani
tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya.
Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih
kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan
“Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng
tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah
mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan,
tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis
Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai
merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab. “Sial..memek gue mulai
gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan.
Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih
ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya.
Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa
gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa.
Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin
memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”.
Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan
semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari
tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked
Vani. Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang
akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua
puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di
putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw
Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan
tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung
banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang
tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih
berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja.
Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena
tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi
keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan. Nafas
Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya
gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo
boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah
ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka
libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya.
Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah
semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho,
kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek
gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan
seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun
Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan
putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan
mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan
tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani. Tangan satunya
langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai
seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO
THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan
langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung
meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak
menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan
langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung
orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani
masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana
dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi
terus-menerus. ”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani
makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh
selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok,
mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang
melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka
matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar
begitu hebatnya di depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya
gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan
gue ga ngentot” batin Vani. Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih
tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani
serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar
terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget
Ethan berucap ”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue
puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua
toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot
toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas &
memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga
piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan
kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik
”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma
pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked
guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang
naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah
tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya
gini bagusnya”. Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani
ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani
langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya
luar biasa, Vani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan
tertahan mulai keluar dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun
menyusuri perut Vani yang putih rata, berputar-putar sejenak di
pusernya. Tangan kanan Ethan aktif membelai-belai dan meremas paha
bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..”
keluh Vani tak jelas. Dengan sigap Ethan menyingkap rok mini Vani
tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Vani berwarna merah.
Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan
isinya yang menggembung montok. Jembi Vani yang tipis terlihat hanya
diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy
bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Ethan dalam hati.
Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani,
dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo
udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma
bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya,
karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas
panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani
perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah,
harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe”
pikir Ethan napsu. Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani
yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver
barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari
Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti
seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai
menggesek-gesekkan panty Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik
turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh..
hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan, karena gesekan panty
tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya.
Ethan juga semakin konak melihat memek Vani yang terpampang jelas. Dua
gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya,
cuma ada dibagian atasnya saja. ”Van, memek lo ternyata mantap &
montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot
nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty Vani dipinggirkan sehingga
lidah Ethan dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Vani. Tapi
sebentar saja Ethan tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya.
Langsung diangkatnya pantat Vani, dan dipelorotkan panty-nya. Kini
antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada
penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai
melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh
kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya,
berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo
ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar
Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh
tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung
mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah
menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi
kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat
turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan
dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.
”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani
nyaris setengah sadar. Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar
selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan
pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan.
Tapi, semakin Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut,
dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa
gatal nikmat itu malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung
konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”. Kepala Vani
menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan
kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun
tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif
Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya
kebutuhan untuk dipuaskan. ”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK….
THANN…AHHH” Vani semakin keenakan. Ethan yang sedang mengobok-obok memek
Vani semakin semangat karena memek Vani sudah betul-betul banjir. Peju
dan cairan pelumas Vani membanjir di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol
kiri Ethan menggesek-gesek clitoris Vani, sedang jari-jari Ethan
mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh,
ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi
memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Ethan dengan semangat
sambil tetap ngocok memiaw Vani. Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah
mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika
Ethan melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai
mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai
mengangkat, Ethan tau bahwa Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja
Ethan menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani.
Vani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil
tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap
menangkap tangan Vani, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk
”Hiyah.. Than.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue
ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi
sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa
harus nungging Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha
untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan
sambil mengangkat pantat Vani agar segera menungging. Vani dengan patuh
menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di
jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Ethan,
demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol
mesum di bawahnya. Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu
meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat
sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung,
mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang mendengar
suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget
melihat kontol Ethan sudah teracung dengan gagahnya. ”Buset, gede juga
tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek. ”Eh, lo mo
ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik
badan. Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani,
sehingga Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok
belakang. Ethan menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya
yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan
macem-macem lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot
oleh Ethan. Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang
menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan
menggigit tengkuk Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan
kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian
dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”.
Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga
membuat gairah Vani mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani
masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense
di bibir memek Vani, betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah.
Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya
dengan hebat. ”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani
masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani
terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke
lubang memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya
masuk, hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas
dalam memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.
”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke
memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan
diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar
masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi
sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju
mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya
dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan,
keenakan. ”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo…
ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani,
serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau
dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan. Kata Ethan
”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut kontolnya,
dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani. ”Ethaan…pleasee..
kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan
gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil
menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar
kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi. ”Hahahaha sudah gue
duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja gue
tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan. ”Ayo buka
paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani langsung menurutinya,
membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Ethan
tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke
memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek
montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba
benda tumpul besar. ”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan
kesakitan. ”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang
menikmati hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak
tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang
sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol,
memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga
bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya
nafasnya saja yang terdengar memburu. Ethan mulai menarik keluar
kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian
terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget
memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang peret
tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Vani mulai didera rasa konak
dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak,
tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang
sangat digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat
gatalnya di memeke Vani. Vani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh
dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.
”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”. ”OH GODD..memek GUE…memek
GUE..” Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil.. ”memek
GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…” Lenguhan Vani
semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya.
Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat,
pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Ethan.
Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya
meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah
tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya
meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan
ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat
kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan. Bunyi pejuh Vani
yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila.
SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar masuk memek
dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan terdengar di
sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit Vani merasakan
aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal
sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok
oleh tongkol Ethan. ”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…”
teriak Vani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari
memeknya. Ethan merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam
memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat
ketika Vani mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme,
melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.
”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam
klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada
dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan,
air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than…
gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak bergetar karena Ethan
masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo
keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan.
Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar
semua” kata Ethan. Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang
dia merasa keenakan dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian
Ethan membalik tubuh Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang.
Kedua kaki Vani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa
dengan jelas melihat memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju
Vani. ”Than, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta
time-out. Tapi bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi
Ethan, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru
disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian
rengekan Vani, Ethan langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang
menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan
kontol Ethan. ”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan
karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya.
Ethan langsung menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP…
SLLEPPP…SLEPP…. kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani
yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi
horny lagi. ”Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta
digaruk shhhh..” mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan
dengan Vani, bisa melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan
ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue
kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar
Ethan sambil terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini
bertelekan di toked Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.
”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan
dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah
mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan
kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.
”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT
TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”. ”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi?
Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi tetapi malah mempercepat
genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Vani kembali
berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang berada
didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang
kesekian. ”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”. Vani
merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh
tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue”
membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali si Ethan
agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si
cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo
Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini
sempit banget”. Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan
menarik Vani keluar. ”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?”
tanya Vani lemes. “Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri”
tambah Vani. Ethan langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung
dibawa kedepan mobil. Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan
BMW-nya. Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di
kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes
menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah
sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat
mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya
berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar
tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. ”Kan
gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van” ujar
Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani. Hawa dingin
malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan
Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya sehingga memek
Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan langsung melesakkan
kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. ”AHHHH…” pekik Vani tertahan. Kali
ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2,
bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya
sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh
tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan
badan Ethan semakin keras terdengar. ”GILAA…ENAKKK BANGET NIH
memekKK…..” Ethan mengerang keenakan. Tangannya mencengkram pantat Vani
kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke atas, keenakan. Vani yang
mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Ethan,
atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan
seperti dilihat orang, membuat memek Vani berkedut-kedut dan gatel lagi.
Maka lenguhannya pun kembali terdengar. ”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH
H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau. Mendengar lenguhan
Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya
Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan dengan nafas memburu.
Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok pantat Vani, tapi
bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan
digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Vani adalah juga
merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga mendatangkan sensasi baru
lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Vani makin
blingsatan dan makin heboh lenguhannya. ”GILAA LO THAN…UUHHHHHH..
UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..! Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi,
cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah
hampir 10 menit mengocok Vani dari belakang, Vani sudah dua kali keluar
lagi. Vani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari
bahwa gerakan Ethan mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar.
”Oh shit, Ethan mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue.
Harus gue cegah” pikir Vani panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan
Vani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN
NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat
menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat
menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin
disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi
terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga. Maka, ketika Ethan
mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan
kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan meraung keras.
“HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan menyemprot berkali-kali
dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE
KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi. Kedua mahluk lain jenis
itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan.
Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari sela-sela jepitan
kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari
memek Vani turun ke pahanya. Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya
dalam memek cewek sesexy Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga.
”Komplet dah” pikir Ethan. Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih
tubuh Vani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih
dibiarkan di dalam memek Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan
mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih
menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar
lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak.
Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan
orgasmenya memudar. Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak
kan. Gue demen banget ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar.
Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani
cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue
pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus.
”Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo
pulang” balas Ethan. Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke
pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia
heran, kok si Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo
pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab,
hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri,
terlihatlah betapa merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than,
bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya
kaya masih ada yang ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo
ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah
merahlah muka si Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum
Ethan keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil
beberapa shot posisi Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek
Vani yang berleleran peju. Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur
nafas, dia tidak sadar akan tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga,
tubuh Vani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai
pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Vani meminta panty-nya, Ethan
berkata ”Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek
lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol
gue terus”. ”Sial lo Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani. Vani
langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan sudah
sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo masih
lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih
sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani tidak
bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua
kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya. Kamar Vani
ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua.
Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani merasa
lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga
dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi
sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru
dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani,
perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tiba-tiba si Mirna
ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab Vani sekenanya.
”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit sambil
mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya Vani,
karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Ethan dan pejunya
sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai lututnya.
Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas. PIASS! Muka Vani langsung
memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang. ”Kalo
elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas
kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan nyeletuk
pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu. ”Heh, gue
juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna
ketus. ”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol &
pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan
kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan. Mirna
langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit
terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti
itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan
pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang
hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya.
kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan
terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas. Ethan cuma
tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Vani
merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar biasa
malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang dia bakal
langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri sendiri.
Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa
berganti pakaian.
Home » Ayam Kampus » Vanie Mahasiswa Semester 4
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
085203336308 butuh sex
ReplyDelete